SEKTOR PERTANIAN
“ Makalah ini Diajukan Kepada Dosen Mata
Kuliah Sistem Perekonomian Indonesia “
Disusun Oleh :
Risty Islamiyanti
1EB08
26215083
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
ATA 2015-2016
DAFTAR
ISI
Daftar
Isi...............................................................................................................
Bab
I Pendahuluan ................................................................................................
Bab
II Pembahasan................................................................................................
2.1
Sektor Pertanian di Indonesia………………………………………………..
2.2
Nilai Tukar Petani……………………………………………………………
2.3
Investasi di Sektor Pertanian…………………………………………………
2.4
Keterikatan Pertanian dengan Industri Manufaktur………………………….
Bab
III Kesimpulan................................................................................................
Daftar
Pustaka........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Pertanian
adalah sektor utama perekonomian dari sebagian besar negara-negara berkembang.
Begitu juga dengan negara indonesia yang masih mengandalkan pertanian sebagai
salah satu perekonomian yang penting bagi negara dan cukup berpengaruh besar
terhadap perkembangan negara.
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber
daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku
industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya.
Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa
dikenal orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam, serta pembesaran
hewan ternak, meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme
dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan kejutempe,
atau sekedar ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.
Kegiatan
manusia yang termasuk di dalamnya yaitu bercocok tanam, peternakan, perikanan
dan juga kehutanan itu juga dapat dikatakan sebagai pengertian pertanian.
Sebagian besar mata pencaharian masyarakat di Negeri Indonesia adalah sebagai
petani, sehingga sektor pertanian sangat penting untuk dikembangkan di negara
kita.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Sektor Pertanian di Indonesia
Struktur
perekonomian Indonesia merupakan topik strategis yang sampai sekarang masih
menjadi topik sentral dalam berbagai diskusi di ruang publik. Gagasan mengenai
langkah-langkah perekonomian Indonesia menuju era industrialisasi, dengan
mempertimbangkan usaha mempersempit jurang ketimpangan sosial dan pemberdayaan
daerah, sehingga terjadi pemerataan kesejahteraan kiranya perlu kita evaluasi
kembali sesuai dengan konteks kekinian dan tantangan perekonomian Indonesia di
era globalisasi.
Sektor
pertanian menjadi sektor penting dalam struktur perekonomian Indonesia. Seiring
dengan berkembangnya perekonomian bangsa, maka kita mulai mencanangkan masa
depan Indonesia menuju era industrialisasi, dengan pertimbangan sektor
pertanian kita juga semakin kuat.
Struktur
tenaga kerja kita sekarang masih didominasi oleh sektor pertanian sekitar 42,76
persen (BPS 2009), selanjutnya sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar
20.05 persen, dan industri pengolahan 12,29 persen. Pertumbuhan tenaga kerja
dari 1998 sampai 2008 untuk sektor pertanian 0.29 persen, perdagangan, hotel
dan restoran sebesar 1,36 persen, dan industri pengolahan 1,6 persen. Tenaga
kerja ada di sektor keuangan, asuransi, perumahan dan jasa sebesar 3,62 persen,
sektor kemasyarakatan, sosial dan jasa pribadi 2,88 persen dan konstruksi 2,74
persen. Berdasarkan data ini, sektor pertanian memang hanya memiliki
pertumbuhan yang kecil, namun jumlah orang yang bekerja di sektor itu masih
jauh lebih banyak dibandingkan dengan sektor keuangan, asuransi, perumahan dan
jasa yang pertumbuhannya paling tinggi.
Data
ini juga menunjukkan peran penting dari sektor pertanian sebagai sektor tempat
mayoritas tenaga kerja Indonesia memperoleh penghasilan untuk hidup. Sesuai
dengan permasalahan di sektor pertanian yang sudah disampaikan di atas, maka
kita mempunyai dua strategi yang dapat dilaksanakan untuk pembukaan lapangan
pekerjaan bagi masyarakat Indonesia di masa depan.
Strategi
pertama adalah melakukan revitalisasi berbagai sarana pendukung sektor
pertanian, dan pembukaan lahan baru sebagai tempat yang dapat membuka lapangan
pekerjaan baru bagi masyarakat Indonesia. Keberpihakan bagi sektor pertanian,
seperti ketersediaan pupuk dan sumber daya yang memberikan konsultasi bagi
petani dalam meningkatkan produktivitasnya, perlu dioptimalkan kinerjanya.
Keberpihakan ini adalah insentif bagi petani untuk tetap mempertahankan
usahanya dalam pertanian. Karena tanpa keberpihakan ini akan semakin banyak
tenaga kerja dan lahan yang akan beralih ke sektor-sektor lain yang insentifnya
lebih menarik.
Strategi
kedua adalah dengan mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung bagi sektor
lain yang akan menyerap pertumbuhan tenaga kerja Indonesia. Sektor ini juga
merupakan sektor yang jumlah tenaga kerjanya banyak, yaitu sektor perdagangan,
hotel, dan restoran serta industri pengolahan. Sarana pendukung seperti jalan,
pelabuhan, listrik adalah sarana utama yang dapat mengakselerasi pertumbuhan di
sektor ini.
Struktur
perekonomian Indonesia sekarang adalah refleksi dari arah perekonomian yang
dilakukan di masa lalu. Era orde baru dan era reformasi juga telah menunjukkan
bahwa sektor pertanian masih menjadi sektor penting yang membuka banyak
lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia. Sektor pertanian juga menyediakan
pangan bagi masyarakat Indonesia.
2.2
Nilai Tukar Petani
Nilai
Tukar Petani merupakan salah satu indikator untuk mengukur tingkat
kesejahteraan petani. Nilai Tukar Petani (NTP) adalah rasio antara indeks harga
yang diterima petani (IT) dengan indeks harga yang dibayar petani (IB) yang
dinyatakan dalam persentase. Secara konsepsional NTP adalah pengukur kemampuan
tukar barang-barang (produk) pertanian yang dihasilkan petani dengan barang
atau jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumah tangga dan keperluan dalam
memproduksi produk pertanian.
Secara
umum NTP menghasilkan 3 pengertian :
·
NTP > 100 berarti NTP pada suatu
periode tertentu lebih baik dibandingkan dengan NTP pada tahun dasar.
·
NTP = 100 berarti NTP pada suatu periode
tertentu sama dengan NTP pada tahun dasar.
·
NTP < 100 berarti NTP pada suatu
periode tertentu menurun dibandingkan NTP pada tahun dasar.
Indeks
harga yang diterima petani (IT) adalah indeks harga yang menunjukkan
perkembangan harga produsen atas hasil produksi petani. Indeks harga yang
dibayar petani (IB) adalah indeks harga yang menunjukkan perkembangan harga
kebutuhan rumah tangga petani, baik kebutuhan untuk konsumsi rumah tangga
maupun kebutuhan untuk proses produksi pertanian.
Harga
yang diterima petani adalah rata-rata harga produsen dari hasil produksi petani
sebelum ditambahkan biaya transportasi/pengangkutan dan biaya pengepakan ke
dalam harga penjualannya atau disebut farm gate (harga di sawah/ladang setelah
pemetikan).
Harga
yang dibayar petani adalah rata-rata harga eceran barang/jasa yang dikonsumsi
atau dibeli petani, baik untuk memenuhi kebutuhan rumahtangganya sendiri maupun
untuk keperluan biaya produksi pertanian. Data harga barang untuk keperluan
produksi pertanian dikumpulkan dari hasil wawancara langsung dengan petani,
sedangkan harga barang/jasa untuk keperluan konsumsi rumah tangga dicatat dari
hasil wawancara langsung dengan pedagang atau penjual jasa di pasar terpilih.
Pasar
adalah tempat dimana terjadi transaksi antara penjual dengan pembeli atau
tempat yang biasanya terdapat penawaran dan permintaan. Pada kecamatan yang
sudah terpilih sebagai sampel, pasar yang dicatat haruslah pasar yang mewakili
dengan syarat antara lain : paling besar, banyak pembeli dan penjual jenis
barang yang diperjualbelikan cukup banyak dan terjamin kelangsungan pencatatan
harganya serta terletak di desa rural.
Harga
eceran pedesaan adalah harga transaksi antara penjual dan pembeli secara eceran
di pasar setempat untuk tiap jenis barang yang dibeli dengan tujuan untuk
dikonsumsi sendiri dan bukan untuk dijual kepada pihak lain. Harga yang dicatat
adalah harga modus (yang terbanyak muncul) atau harga rata-rata biasa dari
beberapa pedagang/penjual yang memberikan datanya.
2.3
Investasi di Sektor Pertanian
Sektor
pertanian masih memegang peranan penting bagi perekonomian nasional. Setidaknya
ada empat hal yang dapat dijadikan alasan. Pertama, Indonesia merupakan negara
berkembang yang masih relatif tertinggal dalam penguasaan Iptek muktahir serta
masih menghadapi kendala keterbatasan modal, jelas belum memiliki keunggulan
komparatif (comparative advantage) pada sektor ekonomi yang berbasis Iptek dan
padat modal. Oleh karena itu pembangunan ekonomi Indonesia sudah selayaknya
dititikberatkan pada pembangunan sektor-sektor ekonomi yang berbasis pada
sumberdaya alam, padat tenaga kerja, dan berorientasi pada pasar domestik.
Dalam hal ini, sektor pertanianlah yang paling memenuhi persyaratan.
Kedua,
menurut proyeksi penduduk yang dilakukan oleh BPS penduduk Indonesia
diperkirakan sekitar 228-248 juta jiwa pada tahun 2008-2015. Kondisi ini
merupakan tantangan berat sekaligus potensi yang sangat besar, baik dilihat
dari sisi penawaran produk (produksi) maupun dari sisi permintaan produk
(pasar) khususnya yang terkait dengan kebutuhan pangan. Selain itu ketersedian
sumber daya alam berupa lahan dengan kondisi agroklimat yang cukup potensial
untuk dieksplorasi dan dikembangkan sebagai usaha pertanian produktif merupakan
daya tarik tersendiri bagi para investor untuk menanamkan modalnya.
Ketiga,
walaupun kontribusi sektor pertanian bagi output nasional masih relatif kecil
dibandingkan sektor lainnya yakni hanya sekitar 12,9 persen pada tahun 2006
namun sektor pertanian tetap merupakan salah satu sumber pertumbuhan output
nasional yang penting. Berdasarkan data BPS, pada Bulan Februari 2007 tercatat
sektor pertanian merupakan penyerap tenaga kerja terbesar, yakni sekitar 44
persen.
Keempat,
sektor pertanian memiliki karakteristik yang unik khususnya dalam hal ketahanan
sektor ini terhadap guncangan struktural dari perekonomian makro (Simatupang
dan Dermoredjo, 2003 dalam Irawan, 2006). Hal ini ditunjukkan oleh fenomena
dimana sektor ini tetap mampu tumbuh positif pada saat puncak krisis ekonomi
sementara sektor ekonomi lainnya mengalami kontraksi. Saat kondisi parah dimana
terjadi resesi dengan pertumbuhan PDB negatif sepanjang triwulan pertama 1998
sampai triwulan pertama 1999, nampak bahwa sektor pertanian tetap bisa tumbuh
dimana pada triwulan 1 dan triwulan 3 tahun 1998 pertumbuhan sektor pertanian
masing-masing 11,2 persen, sedangkan pada triwulan 1 tahun 1999 tumbuh 17,5
persen. Adapun umumnya sektor nonpertanian pada periode krisis ekonomi yang
parah tersebut pertumbuhannya adalah negative.
2.4
Keterikatan Pertanian dengan Industri Manufaktur
Menurut
Suhendra (2004) di banyak negara, sektor pertanian yang berhasil merupakan
prasyarat bagi pembangunan sektor industri dan jasa. Para perancang pembangunan
Indonesia pada awal masa pemerintahan Orde Baru menyadari benar hal tersebut,
sehingga pembangunan jangka panjang dirancang secara bertahap. Pada tahap
pertama, pembangunan dititikberatkan pada pembangunan sector pertanian dan
industri penghasil sarana produksi peratnian. Pada tahap kedua, pembangunan
dititikberatkan pada industri pengolahan penunjang pertanian (agroindustri)
yang selanjutnya secara bertahap dialihkan pada pembangunan industri mesin dan
logam. Rancangan pembangunan seperti demikian, diharapkan dapat membentuk
struktur perekonomian Indonesia yang serasi dan seimbang, tangguh menghadapi
gejolak internal dan eksternal.
Pada saat Indonesia memulai proses
pembangunan secara terencana pada tahun 1969, pangsa sektor pertanian terhadap
Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai lebih dari 40 persen, sementara itu
serapan tenaga kerja pada sector pertanian mencapai lebih dari 60 persen. Fakta
inilah yang kemudian mengilhami penyusunan rencana, strategi dan kebijakan yang
mengedepankan pembangunan pertanian sebagai langkah awal proses pembangunan.
Kebijakan
untuk menetapkan sektor pertanian sebagai titik berat pembangunan ekonomi
sesuai dengan rekomendasi Rostow dalam rangka persiapan tinggal landas
(Simatupang dan Syafa’at, 2000). Lebih lanjut dinyatakan bahwa revolusi
pertanian merupakan syarat mutlak bagi keberhasilan upaya menciptakan
prakondisi tinggal landas.
Pentingnya peran sektor pertanian
dalam pembangunan ekonomi suatu negara juga dikemukakan oleh Meier (1995)
sebagai berikut:
1. Mensuplai
makanan pokok dan bahan baku bagi sektor lain dalam ekonomi yang berkembang.
2. Menyediakan
surplus yang dapat diinvestasikan dari tabungan dan pajak untuk mendukung
investasi pada sektor lain yang berkembang.
3. Membeli barang konsumsi dari sektor lain,
sehingga akan meningkatkan permintaan dari penduduk perdesaan untuk produk dari
sektor yang berkembang.
4. Menghapuskan
kendala devisa melalui penerimaan devisa dengan ekspor atau dengan menabung
devisa melalui substitusi impor.
BAB III
KESIMPULAN
Indonesia sebagai negara agrasis atau negara
pertanian yang mayoritas penduduknya bermata pencarian sebagai petani. sangat
lah aneh jika para petani masih hidup dengan kekurangan apalagi termasuk dalam
golongan miskin. Sedangkan sektor pertaniaan adalah salah satu sektor yang
paling penting dalam pembangunan perekonomian indonesia seharusnya pemerintah
lebih perhatian terhadap para pertani karena mereka juga menyumbang dalam
devisa negara untuk pendapatan nasional.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar