INVESTASI DAN PEMBANGUNAN EKONOMI
Peningkatan
investasi diyakini memiliki konstribusi
sebagai pengungkit terhadap
bergeraknya pembangunan ekonomi
suatu bangsa. Dalam ekonomi makro, investasi juga berperan sebagai salah satu
komponen dari pendapatan nasional, Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross
Domestic Product (GDP).
Secara
sederhana pengaruh investasi terhadap perekonomian suatu negara tercermin dari pendapatan nasional negara
tersebut, investasi berkorelasi positif dengan GDP, secara umum dapat
dikatakan, jika investasi naik, maka GDP cenderung naik. Atau sebaliknya, jika
investasi turun, maka GDP cenderung turun.
Sebagian
ahli ekonomi memandang pembentukan investasi merupakan faktor penting yang
memainkan peran strategis terhadap
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi suatu negara. Ketika pengusaha atau
individu atau pemerintah melakukan investasi, maka akan ada sejumlah modal yang ditanam, ada sejumlah
pembelian barang-barang yang tidak dikonsumsi, tetapi digunakan untuk produksi,
sehingga menghasilkan barang dan jasa di masa akan datang.
Suatu
negara akan berkembang secara dinamis jika investasi yang dikeluarkan jauh
lebih besar daripada nilai penyusutan faktor-faktor produksinya. Negara yang
memiliki Investasi yang lebih kecil daripada penyusutan faktor produksinya akan
cenderung mengalami perekonomian yang stagnasi.
Stagnasi tergambar dari kondisi perekonomian dengan
laju pertumbuhan yang lambat, yang
tentunya berdampak pada meningkatnya jumlah pengangguran dan kemiskinan.
Kondisi yang sangat tidak diinginkan adalah kondisi stagnasi yang diikuti
dengan adanya inflasi yang tinggi pula, sehingga perekonomian negara menjadi
stagflasi.
Perekonomian
negara yang stagflasi sangat dihindari
bagi para perencana negara. Untuk itulah formulasi kebijakan ekonomi yang pro investasi didorong untuk terus
meningkat guna mengatasi masalah stagnasi, sekaligus membalik pelambatan
ekonomi agar pertumbuhan ekonomi terus
menggeliat. Meningkatnya investasi akan
menjamin kontinuitas pembangunan
ekonomi, menyerap tenaga kerja dan menekan kemiskinan, yang muaranya akan
memacu perbaikan tingkat kesejahteraan rakyat secara keseluruhan, sebagaimana cita-cita didirikannya suatu
negara.
Kita
patut bersyukur ditengah kondisi
perekonomian global yang semakin tidak menentu, kinerja investasi di Indonesia
menunjukkan sinyal yang cukup menggembirakan,
dan perlu terus dipeliharan dan ditingkatkan agar dapat menjadi
katalisator dalam tetap menjamin pertumbuhan ekonomi.
Sinyal
meningkatnya investasi di Indonesia dapat dirujuk dari laporan World Investment
Report 2015, yang menggambarkan
investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) ke Indonesia
menunjukkan pertumbuhan yang signifikan,
tumbuh 20% menjadi 23 miliar dollar AS. Angka ini jauh lebih tinggi
ketimbang arus masuk investasi asing ke Asia Tenggara yang hanya meningkat 5%,
atau hanya mencapai 133 miliar dollar AS. Hal tersebut sekaligus
mengindikasikan bahwa Indonesia ternyata
masih tetap menjadi tempat investasi yang menjanjikan, bila dibandingkan dengan
negara-negara kawasan, sebagaimana tercermin dari tabel berikut:
Sumber: Financial
Times, 14 September 2015
Secara
keseluruhan kinerja investasi di Indonesia juga menunjukkan sinyal yang
menggembirakan, dapat dicermati dari
realisasi investasi triwulan II 2015 yang mencapai Rp135,1 triliun, terdiri
atas realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp42,9 triliun (31,8
persen) dan realisasi penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp92,2 triliun (68,2
persen), atau 8,4 persen dari triwulan sebelumnya sebesar Rp124,6 triliun.
Dampak
dari politik anggaran dengan mengubah paradigma anggaran yang lebih berbasis
ekonomi produktif, seperti masifnya pembangunan di bidang infrastruktur, sudah
mulai memperlihatkan sinyal yang menggembirakan, indikatornya dapat dicermati
dari meningkatnya konsumsi semen nasional bulan Agustus 2015 sebesar 6,28 juta
ton atau meningkat 17,4%. Ini berarti terjadi peningkatan demand semen pada
proyek-proyek infrastruktur dan properti. Sebagaimana kita ketahui, saat ini
beberapa investasi pada proyek infrastruktur, properti dan konstruksi
sedang dikerjakan pemerintah dan swasta antara lain; proyek jalan tol
Bakauheni-Tebanggi Besar, proyek
perluasan bandara, yakni Jalaludin Gorontalo, proyek perluasan pelabuhan
seperti Kuala Tanjung Pontianak, Bitung, Makassar, Banjarmasin.
Namun
harus diakui, kita tentunya masih perlu terus menyatupadukan langkah dari
berbagai pemangku kepentingan untuk membangun sinergitas dalam mendukung satu
visi meningkatkan kualitas investasi dan keseimbangan penyebaran investasi,
utamanya pada sektor riil yang padat karya. Hilirisasi industri dan subtitusi impor kiranya perlu terus
digelorakan, agar dapat meningkatkan
nilai tambah ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.
Kita
tentunya berharap perbaikan iklim investasi
dapat mendorong perbaikan perekonomian nasional, utamanya dalam
mendorong percepatan implementasi layanan investasi, sebagaimana roh dari Paket Kebijakan Ekonomi.
Policy strategis dalam memperbaiki iklim investasi melalui Paket kebijakan
Ekonomi I dan II, diharapkan dapat ditindaklanjuti dan diikuti, tidak hanya dengan deregulasi ditingkat pusat tetapi juga
daerah, mengingat sejak desentralisasi, banyak pelimpahan kewenangan perizinan
ke pemerintah daerah yang kontraproduktif, karena investasi dan perizinan dimaknai sebagai
lahan penambahan PAD.
Dalam
jangka pendek perlu terus dikawal
percepatan deregulasi peraturan yang
menghambat dan menimbulkan biaya ekonomi tinggi, paralel dengan upaya terus
meningkatkan Iklim hubungan industrial yang kondusif bagi dunia usaha. Aksi buruh harus dapat
diselesaikan secara damai melalui forum tripartit dalam kerangka saling menguntungkan.
Kualitas
investasi ke depan harus terus mendapatkan perhatian utama, manfaat dan keuntungan
dari investasi yang masuk sangat
dipengaruhi oleh kualitas investasi, agar dapat
mendorong pertumbuhan sektor rill,
yang memiliki efek berantai
terhadap penyerapan tenaga kerja yang tinggi, seperti pada sektor industri
pangan, pertanian perkebunanserta sektor perikanan.
Upaya memberikan kemudahan investasi, kepastian
hukum dan jaminan keamanan, melalui perbaikan berbagai regulasi yang telah akan
dikeluarkan, diharapkan dapat menciptakan iklim investasi yang kondusif, sekaligus menciptakan keterbukaan investasi.
Dukungan investor dalam pembangunan ekonomi Indonesia, ditengah keterbatasan
APBN, menjadi pilihan strategi yang tepat dalam membalikkan pelambatan
ekonomi melalui, optimalisasi dukungan
investasi dalam mempercepat berbagai program pembangunan ekonomi produktif.
Referensi.